BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kamar pasien, tanpa melihat tempat
tidurnya adalah rumah bagi pasien selama ia berada di rumah sakit. Tempat tidur
yang rapi memberikan keamanan dan kenyamanan yang sangat berperan penting bagi
kesejahteraan pasien. Menyiapkan tempat tidur merupakan prosedur pemenuhan
kebutuhan diri dan lingkungan dengan memberikan tempat tidur yang sesuai dengan
kebutuhan klien.
Merapikan tempat tidur merupakan
tanggung jawab perawat. Perawat menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat tidur.
Hal ini memerlukan pemeriksaan yang sering untuk memastikan linen tempat tidur
bersih, kering, dan bebas kerutan. Perawat biasanya merapikan tempat tidur
klien setelah klien mandi, selama klien
mandi atau showering, atau ketika
klien keluar ruangan untuk tes atau prosedur. Sepanjang hari perawat meluruskan
linen yang makanan setelah makan dan menjadi basah atau kotor. Linen
tempat tidur yang basah atau kotor harus diganti.
Orang umumnya terbaring di tempat
tidur sewaktu sakit, sering kali dalam waktu yang lama, oleh sehingga tempat
tidur menjadi suatu elemen penting dalam kehidupan klien. Suatu tempat yang
bersih, aman, dan nyaman dapat meningkatkan kemampuan klien beristirahat dan
tidur serta memiliki perasaan sejahtera. Furnitur dasar di fasilitas pelayanan
kesehatan meliputi tempat tidur, meja di samping tempat tidur, overbed table,
satu kursi atau lebih, dan sebuah tempat penyimpanan pakaian. Sebagian besar
unit tempat tidur juga memiliki lampu panggil, lampu tetap, stop kontak,
listrik, dan peralatan higienis di meja samping tempat tidur.
B. Rumusan Makalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, penulis merumuskan rumusan makalah sebagai berikut :
1. Bagaimana posisi tempat tidur yang
umum digunakan?
2. Bagaimana cara membereskan tempat
tidur tanpa pasien di atasnya?
3. Bagaimana cara membereskan tempat
tidur dengan pasien di atasnya?
4. Bagaimana cara menyiapkan tempat
tidur untuk pasien baru?
5. Bagaimana cara menyiapkan tempat
tidur untuk pasien paska operasi?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di
atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1.
posisi
tempat tidur yang umum digunakan
2.
cara
membereskan tempat tidur tanpa pasien di atasnya
3.
cara
membereskan tempat tidur dengan pasien di atasnya
4.
cara
menyiapkan tempat tidur untuk pasien baru
5.
cara
menyiapkan tempat tidur untuk pasien paska operasi
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan
dapat memberikan kegunaan secara teoritis maupun secara praktis. Secara
teoritis makalah ini berguna sebagai pedoman perawat untuk merapikan tempat
tidur saat ada pasien atau saat tidak ada pasien, juga membantu perawat
menyiapkan tempat tidur untuk pasien baru. Secara praktis makalah ini
diharapkan bermanfaat bagi :
1.
Penulis,
sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan tentang praktik
keperawatan khusunya praktik merapikan tempat tidur pasien.
2.
Pembaca/guru
sebagai media informasi tentang konsep praktik keperawatan baik secara teoritis
maupun secara praktis.
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui
metode ini penulis akan menguraikan tentang praktik keperawatan yang
berhubungan dengan membereskan tempat tidur pasien , diuraikan secara jelas dan
komprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan
teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca
berbagai literature yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah
dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta
mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB 2
ISI
A. Landasan Teori
Beberapa pasien mungkin harus
dimandikan di tempat tidur. Pasien lain dengan izin dokter diperbolehkan untuk
mandi tub atau mandi shower. Perawatann mandi dengan air hangat dan sabun yang
lembut diberikan untuk menghilangkan kotoran dan keringat, meningkatan
sirkulasi dan memberikan latihan ringan pada pasien (Hegner, 2003).
Mandi parsial atau mandi sebagian
di tempat tidur termsuk memandikan hanya bagian badan yang dapat menyebabkan
ketidaknyamanan atau bau jika tidak mandi (misalnya tangan, muka, daerah
perineal dan axilla) (Potter, 2006).
Kamar pasien tanpa melihat tempat
tidurnya adalah rumah bagi pasien selama ia berada di Rumah sakit. Tempat tidur
yang rapi memberikan keamanan dan kenyamanan yang sangat berperan penting bagi
kesejahteraan pasien (Hegner, 2003).
Sikap baring pasien sebaiknya
diusahakan yang menyenangkan baginya. Pasien yang tidak dapat bergerak aktif
sendiri karena lumpuh atau pingsan harus diubah sikap baringnya 2 sampai 3jam karena
daerah yang tertekan terus menerus dapat terganggu aliaran darahnya sehingga
mudah timbul dekubitus (Rosmawarna, 1985).
B. Pembahasan
a) Posisi tempat tidur yang umum digunakan
Pada rumah sakit, banyak pasien yang
menderita berbagai penyakit, terkadang penyakit-penyakit tersebut mengharuskan
pasien untuk mengatur cara tidurnya dengan baik. Cara tidur yang baik pasti
berhubungan dengan pengaturan posisi tempat tidur yang baik, bukan hanya saat
tidur, tetapi saat makan juga memerlukan pengaturan posisi tempat tidur yang
baik. Ada beberapa posisi tempat tidur yang umumnya digunakan oleh pasien,
yaitu :
1.
Posisi
Fowler
-
Kepala
tempat tidur di tinggikan sampai sudut 45 derajat atau lebih; posisi setengah
duduk.
-
Disukai
bila kelien makan .
-
Digunakan
selama pemasukan selang nasogastrik dan pengisap nasotrakhea.
-
Meningkatkan
exspansi paru.
2.
Posisi
Semi Fowler
-
Kepala
tempat tidur ditinggikan kira-kira 30 derajat; kecondongan kurang dari posisi
fowler.
-
Meningkatkan
exspansi paru.
3.
Posisi
Trendelenburg
-
Keseluruhan
tempat tidur di tinggikan dengn kepala tempat tidur di bawah.
-
Digunakan
untuk draenase postural memfasilitasi pena balik pada klien yang mengalami perfusi perifer yang buruk.
4.
Posisi
Trendelenburg Terbalik
-
Keseluruhan
tempat tidur ditinggikan dengan kaki tempat tidur di bawah.
-
Jarang
digunakan meningkatkan penggosongan lambung mencegah refleks esophagus.
5.
Posisi
Datar
-
Keseluruhan
tempat tidur secara horizontal pararel dengan lantai.
-
Digunakan
untuk klien yang cedera vertebra.
-
Digunakan
bagi klien hipotensi umum nya disukai klien untuk kegiatan tidur.
b) Definisi Tempat Tidur
Jenis Tempat
tidur dan metode yang digunakan untuk mengoperasikannya dapat berbeda
diberbagai fasilitas kesehatan tetapi prinsip dasar merapikan tempat tidur
adalah sama. Baik untuk yang tinggal ditempat tidur, maupun yang akan
merawatnya, kwalitas tempat tidur menjadi sangat penting. Suatu tempat tidur
secara umum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
·
Individu harus
dengan mudah masuk dan keluar. Baik dengan bantuan maupun sendiri.
·
Keamanan harus
terjamin, meskipun dengan beberapa alat bantu.
·
Pasien atau
penghuni harus dengan mudah dapat dirawat (terutama tinggi tempat kerja penting
disini).
·
Diatas tempat
tidur harus dapat dietkkan beberapa alat bantu.
·
Tempat tidur,
kasur dan bantal harus dapat dibersihkan dengan baik.
Sebuah tempat tidur disamping memenuhi syarat-syarat
diatas sebaiknya juga harus dapat disetel dalam berbagai posisi dan berada
diatas roda-roda. Kain yag dipakai untuk tempat tidur adalah kebanyakan katun
atau kain imitasi katun.
c)
Kerangka Tempat Tidur
Kerangka tempat tidur di rumah sakit dibagi menjadi
tiga bagian. Hal ini memungkinkan kepala dan kaki tempat tidur dielevasikan
secara terpisah. Sebagian besar tempat tidur memiliki motor listrik untuk
mengoperasikan engsel yang dapat bergerak. Motor tersebut diaktivasi dengan
menekan sebuah tombol atau menggerakan pengungkit yang kecil, yang terletak di
sisi tempat tidur atau pada sebuah panel kecil yang terpiah dari tempat tidur
tetapi dihubungkan dengan kabel ke tempat tidur, yang dapat segera digunakan
oleh klien.
Tempat tidur di rumah sakit biasanya memiliki tinggi
66cm dan lebar 0,9m, lebih sempit dari pada tempat tidur yang biasa, sehingga perawat
dapat, menjangkau klien dari salah satu sisi tempat tidur tanpa melakukan
peregangan yang tidak perlu. Panjangnya biasanya 1,9 m. Beberapa tempat tidur
memiliki panjang yang dapat ditambah untuk mengakomodasi klien yang sayangat
tinggi. Fasilitas perawatan jangka panjang klien yang mampu melakukan ambulasi
biasanya memiliki tempat tidur yang rendah untuk mempasilitasi klien naik dan
turun dari tempat tidur. Sebagaian besar tempat tidur memliki posisi “tinggi”
dan “rendah” yang dapat di atur baik secara mekanik mupun secara elektrik
dengan menggunakan sebuah tombola tau pengungkit. Posisi tinggi memungkinkan
perawat untuk menjangkau klien tanpa melakukan peragangan atau pembungkukan
yang tidak perlu. Posisi yang rendah memudahkan klien untuk melangkah dari
tempat tidur ke lantai.
KASUR
Kasur biasanya di
lapisi dengan bahan tahan air agar tidak mudah kotor dan dapat dengan mudah di
bersihkan. Sebagaian besar kasur memiliki pegangan di bagian sisinya yang
disebut pengangkat sehingga memungkinkan kasur di pindahkan. Banyak kasur
khusus juga digunakan di rumah sakit untuk mengurangi tekanan pada daerah
penonjolan tulang, seperti tumit. Kasur ini terutama berguna bagi klien yang
terbaring di tempat tidur dalam jangka waktu lama.
PAGAR TEMPAT TIDUR
Pagar tempat tidur,
atau sisi pengaman, baik digunakan pada tempat tidur maupun brankar di rumah
sakit. Pagar tempat tidur terdiri dari berbagai bentuk ukuran dan serta biasa
nya terbuat dari logam. Peralatan untuk menaikan dan menurunkan nya berbeda.
Seringkali, satu atau dua kenop ditarik untuk melepaskan pagar sehingga dapat
digerakan. Jika kondisi klien mengharuskan penggunan pagar tempat tidur,
penting agar perawat jangan meninggalkan sisi tempat tidur ketika pagar sedang
di turunkan. Beberapa pagar tempat tidur memliki dua posisi : naik dan turun.
Pagartempat tidur lain memiliki 3 posisi : tinggi, menengah, dan rendah. Posisi
turun dan rendah digunakan jika pagar tempat tidur tidak di butuhkan. Pada
beberapa model, dasar tempat tidur(kasur dan kranka yang menyanggah nya) harus
di naikan sebelum pagar tempat tidur dapat diletakan dalam posisi rendah; jika
tidak, pagar tempat tidur dapat mengenai lantai dan mengalami kerusakan posisi
menengah digunakan jika tempat tidur berada dalam posisi rendah dan perawat ada
disamping tempat tidur tersebut. Posisi pagar tempat tidur yang tinggiatau naik
digunakan jika klien berada di tempat tidur dan memerlukan perlindungan agar
tidak terjatuh. Beberapa institusi memiliki formulir penolakan yang harusdi
tanda tangani oleh klien bila menolak penggunaan pagar tempat tidur.
PAPAN KAKI
Papan kaki digunakan
untuk menyanggah kaki klien yang di mobilisasi dengan sudut 90 derajat terhadap
tungkai guna mencegah kontraktur plantar fleksi.
BED CRADLE
Bed cradle, kadang
kala disebut krangka Anderson, adalah alat yang di rancang untuk menjaga agar
seprai paling atas tidak menyentuh kaki, tungkai, dan bahkan abdomen klien.
Sprei di letakan di atas bed cradle dan difiksasi. Terdapat beberapa jenis bed
cradle. Salah satau bed cradle yang paling umum adalah batang besi yang
melengkung dan yang di pasanag pas di tempat tidur. Bagian dari cradle pas
terpasang dibawah kasur dan siku-siku besi yang kecil yang menekan setiap sisi
kasur untuk menjaga cradle pada tempat nya. Kerangka dari beberapa cradle meluas
sampai dari setengah lebar tempat tidur, diatas satu tungkai.
TIANG INTRAVENA
Tiang
intervena(tiang kaki, standar), biasanya terbuat dari logam, menyanggah botol
invus intravena (IV) ketika cairan diberikan ke klien. Tiang ini dapat
diletakan di lantai samping tempat tidur secara bebas atau dipasang di tempat
tidur rumah sakit. Beberapa unit rumah sakit memeliki tiang gantungan di atas
tempat tidur untuk pemberian cairan IV.
d)
Menyiapkan Tempat Tidur
Perawat perlu memiliki kemampuan untuk
mempersiapkan tempat tidur rumah sakit dengan cara yang berbeda untuk tujuan
tertentu. Pada sebagian besar kondisi, tempat tidur dirapikan setelah klien
mendapatkan perawatan tertentu dan jika tempat tidur tidak ditempati. Akan
tetapi, setiap saat perawat perlu merapikan tempat tidur yang ditempati atau
memepersiapkan tempat tidur untuk klien yang sedang menjalani pembedahan
(tempat tidur anestesi, pascaoperasi, atau bedah). Terlepas dari tipe peralatan
tempat tidur yang tersedia, apakan tempat tidur yang tersedia, apakah tempat
tidur ditempati, atau tujuan tempat tidur disiapkan, pedoman tertentu berlaku
untuk semua cara merapikan tempat tidur.
Jenis
persiapan tempat tidur :
·
Unoccupied Bed
(tempat tidur yang belum ada klien diatasnya):
Ø
Closed Bed
(tempat tidur tertutup)
Ø
Open Bed
(tempat tidur terbuka)
Ø
Aether Bed
(tempat tidur pascaoperasi)
·
Occupied Bed
(mengganti tempat tidur dengan klien di atasnya)
Prinsip
perawatan tempat tidur :
·
Tempat tidur
klien harus selalu bersih dan rapih.
·
Linen diganti
sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu, jika kotor.
·
Penggunaan
linan bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros.
Hal-Hal
Yang Harus diPerhatikan dalam Perwatan Tempat Tidur :
·
Hindari
kontaminasi pada linen bersih.
·
Ketika akan
mengganti linen pada tmpat tidur klien, bawa linen sesuai kebutuhan, jangan
membawa linen berlebihan untuk menghindari terjadinya kontaminasi kuman atau
mikroorganisme dan infeksi nosokimial dari satu klien ke klien lain.
·
Pada saat
memasang linen bersih, bentngkan linen di atas tempat tidur, jangan di
kibaskan.
·
Jangan
menempatkan linen kotor pada tempat tidur klien, meja atau peralatan klien
lainnya.
·
Saat memasang
linen atau alat tenun pada tempat tidur klien, gunakan cara yang efektif dan
kerjakan pada satu sisi dulu setelah selesai baru pindah ke sisi lain.
·
Tempatkan linen
atau alat tenun yang kotor pada tempat yang bertutup (ember yang ada tutupnya).
Bawa dengan hati-hati jangan menyentuh pakaian perawat dan cuci tangan
setelahnya.
·
Perawat harus
tetap memperhatikan keadaan umum klien selama melaksanakan tindakan.
UNOCCUPIED
BED
I.
Tempat Tidur
Tertutup (Closed Bed)
·
Pengertian : Merupakan tempat tidur yang sudah
disiapkan dan masih tertutup dengan sprei penutup (over laken) diatasnya.
·
Tujuan:
Ø
Agar siap pakai
sewaktu-waktu
Ø
Agar tampak
selalu rapih.
Ø
Memberikan
perasaan senang dan nyaman pada klien.
·
Persiapan alat
Ø
Tempat tidur,
kasur dan bantal.
Ø
Alat tenun
disusun menurut pemakainnya.
Ø
Alas kasur
Ø
Laken/sprei
besar
Ø
Perlak
Ø
Stik
Laken/Sprei melintang
Ø
Boven Laken
Ø
Selimut dilipat
terbalik(bagian dalam selimut dilipatan luar)
Ø
Sarung bantal
Ø
Over
laken/sprei penutup
·
Prosedur
Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Letakkan alat tenun yang telah
disusun sesuai pemakaian didekat tempat tidur.
c. Pasang alas kasur dan kasur.
d. Pasang sprei besar/ laken dengan
ketentuan berikut:
o
Garis tengah
lipatan diletakkan tepat ditengah kasur.
o
Bentangkan
sprei, masukkan sprei bagian kepala ke bawah kasur ±30cm; demikian juga pada
bagian kaki, tarik setegang mungkin.
o
Pada ujung
setiap sisi kasur bentuk sisi 90°, lalu masukkan seluruh tepi sprei kebawah
kasur dengan rapi dan tegang.
e. Letakkan perlak melintang pada kasur
±50cm dari bagian kepala.
f.
Letakkan stik
laken diatas sprei melintang kemudian masukkan sisi-sisinya kebawah kasur
bersama dengan perlak.
g. Pasang boven pada kasur daerah bagia
kaki, pada bagian atas yang terbalik masukkan kebawah kasur ±10cm kemudian
ujung sisi bagian bawah (kaki) dibentuk 90° dan masukkan kebawah kasur. Tarik
sisi atas sampai terbentang.
h. Pasang selimut pada kasur bagian kaki,
pada bagian atas yang terbalik dimasukkan kebawah kasur ±10cm kemudian ujung
sisi-sisinya dibentuk 90° dan masukkan kebawah kasur. Tarik sisi atas sampai
terbentang.
i.
Lipat ujung
atas boven sampai tampak garis atau pitanya.
j.
Masukkan bantal
kedalam sarungnya dan letakkan diatas tempat tidur dengan Bagian yang terbuka
dibagian bawah.
k. Pasang sprei penutup (over laken).
l.
Cuci tangan.
Perhatian:
Jika tindakan dikerjakan oleh dua perawat, masing-masing perawat berdiri
dikanan dan kiri tempat tidur dan tindakan dikerjakan bersamaan.
II.
Tempat Tidur Terbuka (Open Bed)
·
Pengertian : Merupakn tempat tidur yang sudah
disiapkan tanpa sprei penutup(Over Laken).
·
Tujuan : Dapat segera digunakan.
·
Dilakukan jika ada klien
baru, pada tempat tidur klien yang dapat/ boleh turun dari tempat tidur.
·
Persiapan Alat
Ø
Tempat tidur,
kasur, dan bantal
Ø
Alat tenun
disusun menurut pemakaiannya.
Ø
Alas kasur
Ø
Laken/ sprei
besar
Ø
Perlak
Ø
Stik Laken/
sprei melntang
Ø
Boven Laken
Ø
Selimut dilipat
terbalik (bagian dalam selimut dilipatan luar)
Ø
Sarung bantal
·
Prosedur
Pelaksanaan : Seperti
menyiapkan tempat tidur tertutup, tetapi tidak dipasang over laken. Jika telah
tersedia tempat tidur tertutup, angkat over laken kemudian lipat.
III.
Tempat Tidur Klien Pascaoperasi (Aether Bed)
·
Pengertian : Merupakan tempat tidur yang disiapkan
untuk klien pascaoperasi yang mendapat narkose (obat bius)
·
Persiapan Alat
Ø
Tambahkan satu
selimut tebal pada alat tenun untuk tempat tidur terbuka.
Ø
Dua buah
buli-buli panas/ WWZ (Warm Water Zack), dengan suhu air 40°C-43°C.
Ø
Perlak dan
handuk dalam satu gulungan dengan handuk dibagian dalam.
·
Prosedur
Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Pada tempat tidur terbuka, angkat
bantal dan bentangkan gulungan perlak dan handuk pada bagian kepala.
c. Pasang selimut tambahan hingga
menutup seluruh permukaan tempat tidur.
d. Letakkan buli-buli panas diantara
sprei dan selimut pada bagian kaki, arahkan mulut buli-buli ke pinggir tempat
tidur.
e. angkat buli-buli panas sebelum klien
di baringkan, setelah kembali dari kamar bedah.
f.
Lipat pinggir
selimut tambahan bersama-sama selimut dari atas tempat tidur pada salah satu
sisi tempat masuknya klien, sampai batas pinggir kasur, lalu lipat sampai sisi
yang lain.
g. Cuci tangan.
Perhatian:
-alat tenun harus selalu bersih
-buli-buli panas jangan sampai bocor
(periksa dulu sebelum dipakai)dan tutupnya jangan sampai lepas/kurang kencang
-bul-buli panas dapat dipakai kembali
jika diperlukan, dang anti airnya jika sudah dingin.
OCCUPIED BED
·
Pengertian : Mengganti alat tenun kotor pada
tempat tidur klien tanpa memindahkan klien.
·
Tujuan :
Ø
Memberikan
perasaan senang pada klien
Ø
Mencegah
terjadinya dekubitus
Ø
Memelihra
kabersihan dan kerapian
·
Dilakukan pada : tempat tidur
klien yang tirah baring total (sakit keras atau tidak sadar / koma )
·
Prosedur : Sama dengan cara mengganti dan memasang
alat tenun pada tempat tidur, tetapi dilakukan sebagian-sebagian dari tempat
tidur tersebut.
·
Persiapan Alat
Ø
Alat tenun
bersih disusun menurut pemakaiannya
Ø
Kursi atau
bangku
Ø
Tempat kain
kotor yang bertutup
Ø
Dua ember kecil
berisi larutan desinfektan (lisol 1%) dan air bersih
·
Persiapan Klien
: Klien
diberitahu jika memungkinkan (klien sadar).
·
Prosedur
Pelaksanaan :
a. Cuci tangan.
b. Bawa alat yang telah disiapkan ke
dekat klien.
c. Bersihkan rangka tempat tidur
d. Letakan bantal dan selimut klien yang
tidak perlu dikursi (jika keadaan klien memungkinkan/tidak mengganggu klien
e. Miringkan klien ke satu sisi (jika
perlu, ganjal dengan bantal/guling supaya tidak jatuh).
f.
Lepaskan alat
tenun pada bagian yang kosong, dari bawah kasur lalu gulung satu per satu
sampai dengan di bawah punggung klien.
g. Gulung stik laken ke tengah tempat
tidur sejauh mungkin.
h. Bersihkan perlak dengan larutan
desinfektan dan keringkan lalu gulung ke tempat tidur sejauh mungkin
i.
Gulung
laken/sprei besar ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
j.
Bersihkan alas
tempat tidur dan kasur dengan lap lembab larutan desinfektan, lalu lap dengan
lap kering.
k. Bentangkan sprei besar bersih dan
gulung setengah bagian, letakkan gulungannya di bawah punggung klien, ratakan
setengah bagian lagi kemudian pasangkan di bawah kasur.
l.
Gulung perlak
dan ratakan kembali
m. Bentangkan stik laken bersih di atas
perlak, gulung setengah bagian, dan letakkan di bawah punggung klien, ratakan
setengah bagian lagi di atas perlak, lalu masukkan di bawah kasur bersama
dengan perlak.
n. Setelah selesai dan rapih pada satu
bagian, miringkan klien ke arah berlawanan yang tadi telah dibersihkan (ganjal
dengan bantal jika perlu agar klien tidak jatuh).
o. Lepaskan alat tenun yang kotor dari
bawah kasur.
p. Angkat stik laken dan masukkan pada
tempat kain kotor.
q. Bersihkan perlk seperti tadi kemudian
gulung ke tengah.
r.
Lepaskan laken
kotor dan masukkan ke tempat kain kotor.
s. Bersihkan alas tempat tidur dan kasur
seprti tadi.
t.
Buka gulungan
laken dari bawah punggung klien, tarik, dan ratakan setegang mungkin kemudian
masukkan ke bawah kasur.
u. Pasang perlak dan sprei seperti tadi.
v. Lepaskan sarung bantal dan guling
yang kotor ratakan isinya kemudian pasang sarung yang bersih.
w. Susun bantal, lalu baringkan kembali
klien dalam sikap yang nyaman.
x. Ganti selimut kotor dengan yang
bersih.
y. Bereskan alat dan kembalikan ke
tempatnya.
z.
Cuci tangan.
BAB
3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Menyiapkan
tempat tidur dengan tepat dan sesuai dengan prosedur yang ada merupakan bagian
penting dari pekerjaan seorang perawat karena berhubungan dengan kebutuhan
dasar pasien yaitu kebutuhan akan rasa aman dan nyaman.
Jenis Persiapan
Tempat Tidur diantaranya
1. Unoccupied Bed (tempat tidur yang
belum ada klien diatasnya):
·
Closed Bed
(tempat tidur tertutup)
·
Open Bed
(tempat tidur terbuka)
·
Aether Bed
(tempat tidur pascaoperasi)
2. Occupied Bed (mengganti tempat tidur
dengan klien di atasnya).
Prinsip
Perawatan Tempat Tidur yakni:
1. Tempat tidur klien harus selalu
bersih dan rapih.
2. Linen diganti sesuai kebutuhan dan
sewaktu-waktu, jika kotor.
3. Pengguaan linan bersih harus sesuai
kebutuhan dan tidak boros.
2. Saran
Dalam
menyiapkan tempat tidur, seorang perawat selain melakukan tindakan tersebut
sesuai prosedur yang ada, perawat juga harus teliti. Perawat tidak boleh
mengesampingkan keselamatannya, meskipun tujuan tindakan ini yaitu untuk
keselamatan pasien. Ada beberapa pencegahan yang sebaiknya di lakukan oleh
perawat dalam ia menyiapkan tempat tidur, diantaranya :
- Jangan mengibaskan laken
- Hindarkan agar laken yang kotor
dan seragam tidak bersentuhan
- Lihat laken dari tepi luar
sebelum melakukan tindakan.
Disarankan juga
kepada mahasiswa keperawatan yang nantinya akan menjadi perawat untuk
memperhatikan hal di atas agar setelah bergelut dalam bidang keperawatan tidak
mengabaikan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan pasien tapi juga
kepentingan dirinya sendiri.