Selasa, 03 Desember 2013

Merapikan Tempat Tidur Pasien



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah 
Kamar pasien, tanpa melihat tempat tidurnya adalah rumah bagi pasien selama ia berada di rumah sakit. Tempat tidur yang rapi memberikan keamanan dan kenyamanan yang sangat berperan penting bagi kesejahteraan pasien. Menyiapkan tempat tidur merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan diri dan lingkungan dengan memberikan tempat tidur yang sesuai dengan kebutuhan klien.
Merapikan tempat tidur merupakan tanggung jawab perawat. Perawat menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat tidur. Hal ini memerlukan pemeriksaan yang sering untuk memastikan linen tempat tidur bersih, kering, dan bebas kerutan. Perawat biasanya merapikan tempat tidur klien setelah klien  mandi, selama klien mandi atau showering, atau ketika klien keluar ruangan untuk tes atau prosedur. Sepanjang hari perawat meluruskan linen yang  makanan setelah makan dan menjadi basah atau kotor. Linen tempat tidur yang basah atau kotor harus diganti.
Orang umumnya terbaring di tempat tidur sewaktu sakit, sering kali dalam waktu yang lama, oleh sehingga tempat tidur menjadi suatu elemen penting dalam kehidupan klien. Suatu tempat yang bersih, aman, dan nyaman dapat meningkatkan kemampuan klien beristirahat dan tidur serta memiliki perasaan sejahtera. Furnitur dasar di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi tempat tidur, meja di samping tempat tidur, overbed table, satu kursi atau lebih, dan sebuah tempat penyimpanan pakaian. Sebagian besar unit tempat tidur juga memiliki lampu panggil, lampu tetap, stop kontak, listrik, dan peralatan higienis di meja samping tempat tidur.

B.      Rumusan Makalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan makalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana posisi tempat tidur yang umum digunakan?
2.      Bagaimana cara membereskan tempat tidur tanpa pasien di atasnya?
3.      Bagaimana cara membereskan tempat tidur dengan pasien di atasnya?
4.      Bagaimana cara menyiapkan tempat tidur untuk pasien baru?
5.      Bagaimana cara menyiapkan tempat tidur untuk pasien paska operasi?


C.      Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1.      posisi tempat tidur yang umum digunakan
2.      cara membereskan tempat tidur tanpa pasien di atasnya
3.      cara membereskan tempat tidur dengan pasien di atasnya
4.      cara menyiapkan tempat tidur untuk pasien baru
5.      cara menyiapkan tempat tidur untuk pasien paska operasi

D.     Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaan secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pedoman perawat untuk merapikan tempat tidur saat ada pasien atau saat tidak ada pasien, juga membantu perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien baru. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.      Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan tentang praktik keperawatan khusunya praktik merapikan tempat tidur pasien.
2.      Pembaca/guru sebagai media informasi tentang konsep praktik keperawatan baik secara teoritis maupun secara praktis.

E.      Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan tentang praktik keperawatan yang berhubungan dengan membereskan tempat tidur pasien , diuraikan secara jelas dan komprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literature yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.




BAB 2
ISI

A.     Landasan Teori
Beberapa pasien mungkin harus dimandikan di tempat tidur. Pasien lain dengan izin dokter diperbolehkan untuk mandi tub atau mandi shower. Perawatann mandi dengan air hangat dan sabun yang lembut diberikan untuk menghilangkan kotoran dan keringat, meningkatan sirkulasi dan memberikan latihan ringan pada pasien (Hegner, 2003).
Mandi parsial atau mandi sebagian di tempat tidur termsuk memandikan hanya bagian badan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bau jika tidak mandi (misalnya tangan, muka, daerah perineal dan axilla) (Potter, 2006).
Kamar pasien tanpa melihat tempat tidurnya adalah rumah bagi pasien selama ia berada di Rumah sakit. Tempat tidur yang rapi memberikan keamanan dan kenyamanan yang sangat berperan penting bagi kesejahteraan pasien (Hegner, 2003).
Sikap baring pasien sebaiknya diusahakan yang menyenangkan baginya. Pasien yang tidak dapat bergerak aktif sendiri karena lumpuh atau pingsan harus diubah sikap baringnya 2 sampai 3jam karena daerah yang tertekan terus menerus dapat terganggu aliaran darahnya sehingga mudah timbul dekubitus (Rosmawarna, 1985).
B.      Pembahasan
a)      Posisi tempat tidur yang umum digunakan
Pada rumah sakit, banyak pasien yang menderita berbagai penyakit, terkadang penyakit-penyakit tersebut mengharuskan pasien untuk mengatur cara tidurnya dengan baik. Cara tidur yang baik pasti berhubungan dengan pengaturan posisi tempat tidur yang baik, bukan hanya saat tidur, tetapi saat makan juga memerlukan pengaturan posisi tempat tidur yang baik. Ada beberapa posisi tempat tidur yang umumnya digunakan oleh pasien, yaitu :
1.      Posisi Fowler
-          Kepala tempat tidur di tinggikan sampai sudut 45 derajat atau lebih; posisi setengah duduk.
-          Disukai bila kelien makan .
-          Digunakan selama pemasukan selang nasogastrik dan pengisap nasotrakhea.
-          Meningkatkan exspansi paru.


2.      Posisi Semi Fowler
-          Kepala tempat tidur ditinggikan kira-kira 30 derajat; kecondongan kurang dari posisi fowler.
-          Meningkatkan exspansi paru.
3.      Posisi Trendelenburg
-          Keseluruhan tempat tidur di tinggikan dengn kepala tempat tidur di bawah.
-          Digunakan untuk draenase postural memfasilitasi pena balik pada klien yang   mengalami perfusi perifer yang buruk.
4.      Posisi Trendelenburg Terbalik
-          Keseluruhan tempat tidur ditinggikan dengan kaki tempat tidur di bawah.
-          Jarang digunakan meningkatkan penggosongan lambung mencegah refleks esophagus.
5.      Posisi Datar
-          Keseluruhan tempat tidur secara horizontal pararel dengan lantai.
-          Digunakan untuk klien yang cedera vertebra.
-          Digunakan bagi klien hipotensi umum nya disukai klien untuk kegiatan tidur.


b)     Definisi Tempat Tidur
Jenis Tempat tidur dan metode yang digunakan untuk mengoperasikannya dapat berbeda diberbagai fasilitas kesehatan tetapi prinsip dasar merapikan tempat tidur adalah sama. Baik untuk yang tinggal ditempat tidur, maupun yang akan merawatnya, kwalitas tempat tidur menjadi sangat penting. Suatu tempat tidur secara umum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
·        Individu harus dengan mudah masuk dan keluar. Baik dengan bantuan maupun sendiri.
·        Keamanan harus terjamin, meskipun dengan beberapa alat bantu.
·        Pasien atau penghuni harus dengan mudah dapat dirawat (terutama tinggi tempat kerja penting disini).
·        Diatas tempat tidur harus dapat dietkkan beberapa alat bantu.
·        Tempat tidur, kasur dan bantal harus dapat dibersihkan dengan baik.
Sebuah tempat tidur disamping memenuhi syarat-syarat diatas sebaiknya juga harus dapat disetel dalam berbagai posisi dan berada diatas roda-roda. Kain yag dipakai untuk tempat tidur adalah kebanyakan katun atau kain imitasi katun.

c)      Kerangka Tempat Tidur
Kerangka tempat tidur di rumah sakit dibagi menjadi tiga bagian. Hal ini memungkinkan kepala dan kaki tempat tidur dielevasikan secara terpisah. Sebagian besar tempat tidur memiliki motor listrik untuk mengoperasikan engsel yang dapat bergerak. Motor tersebut diaktivasi dengan menekan sebuah tombol atau menggerakan pengungkit yang kecil, yang terletak di sisi tempat tidur atau pada sebuah panel kecil yang terpiah dari tempat tidur tetapi dihubungkan dengan kabel ke tempat tidur, yang dapat segera digunakan oleh klien.
Tempat tidur di rumah sakit biasanya memiliki tinggi 66cm dan lebar 0,9m, lebih sempit dari pada tempat tidur yang biasa, sehingga perawat dapat, menjangkau klien dari salah satu sisi tempat tidur tanpa melakukan peregangan yang tidak perlu. Panjangnya biasanya 1,9 m. Beberapa tempat tidur memiliki panjang yang dapat ditambah untuk mengakomodasi klien yang sayangat tinggi. Fasilitas perawatan jangka panjang klien yang mampu melakukan ambulasi biasanya memiliki tempat tidur yang rendah untuk mempasilitasi klien naik dan turun dari tempat tidur. Sebagaian besar tempat tidur memliki posisi “tinggi” dan “rendah” yang dapat di atur baik secara mekanik mupun secara elektrik dengan menggunakan sebuah tombola tau pengungkit. Posisi tinggi memungkinkan perawat untuk menjangkau klien tanpa melakukan peragangan atau pembungkukan yang tidak perlu. Posisi yang rendah memudahkan klien untuk melangkah dari tempat tidur ke lantai.
KASUR
Kasur biasanya di lapisi dengan bahan tahan air agar tidak mudah kotor dan dapat dengan mudah di bersihkan. Sebagaian besar kasur memiliki pegangan di bagian sisinya yang disebut pengangkat sehingga memungkinkan kasur di pindahkan. Banyak kasur khusus juga digunakan di rumah sakit untuk mengurangi tekanan pada daerah penonjolan tulang, seperti tumit. Kasur ini terutama berguna bagi klien yang terbaring di tempat tidur dalam jangka waktu lama.
PAGAR TEMPAT TIDUR
Pagar tempat tidur, atau sisi pengaman, baik digunakan pada tempat tidur maupun brankar di rumah sakit. Pagar tempat tidur terdiri dari berbagai bentuk ukuran dan serta biasa nya terbuat dari logam. Peralatan untuk menaikan dan menurunkan nya berbeda. Seringkali, satu atau dua kenop ditarik untuk melepaskan pagar sehingga dapat digerakan. Jika kondisi klien mengharuskan penggunan pagar tempat tidur, penting agar perawat jangan meninggalkan sisi tempat tidur ketika pagar sedang di turunkan. Beberapa pagar tempat tidur memliki dua posisi : naik dan turun. Pagartempat tidur lain memiliki 3 posisi : tinggi, menengah, dan rendah. Posisi turun dan rendah digunakan jika pagar tempat tidur tidak di butuhkan. Pada beberapa model, dasar tempat tidur(kasur dan kranka yang menyanggah nya) harus di naikan sebelum pagar tempat tidur dapat diletakan dalam posisi rendah; jika tidak, pagar tempat tidur dapat mengenai lantai dan mengalami kerusakan posisi menengah digunakan jika tempat tidur berada dalam posisi rendah dan perawat ada disamping tempat tidur tersebut. Posisi pagar tempat tidur yang tinggiatau naik digunakan jika klien berada di tempat tidur dan memerlukan perlindungan agar tidak terjatuh. Beberapa institusi memiliki formulir penolakan yang harusdi tanda tangani oleh klien bila menolak penggunaan pagar tempat tidur.
PAPAN KAKI
Papan kaki digunakan untuk menyanggah kaki klien yang di mobilisasi dengan sudut 90 derajat terhadap tungkai guna mencegah kontraktur plantar fleksi.
BED CRADLE
Bed cradle, kadang kala disebut krangka Anderson, adalah alat yang di rancang untuk menjaga agar seprai paling atas tidak menyentuh kaki, tungkai, dan bahkan abdomen klien. Sprei di letakan di atas bed cradle dan difiksasi. Terdapat beberapa jenis bed cradle. Salah satau bed cradle yang paling umum adalah batang besi yang melengkung dan yang di pasanag pas di tempat tidur. Bagian dari cradle pas terpasang dibawah kasur dan siku-siku besi yang kecil yang menekan setiap sisi kasur untuk menjaga cradle pada tempat nya. Kerangka dari beberapa cradle meluas sampai dari setengah lebar tempat tidur, diatas satu tungkai.
TIANG INTRAVENA
Tiang intervena(tiang kaki, standar), biasanya terbuat dari logam, menyanggah botol invus intravena (IV) ketika cairan diberikan ke klien. Tiang ini dapat diletakan di lantai samping tempat tidur secara bebas atau dipasang di tempat tidur rumah sakit. Beberapa unit rumah sakit memeliki tiang gantungan di atas tempat tidur untuk pemberian cairan IV.
d)     Menyiapkan Tempat Tidur
Perawat perlu memiliki kemampuan untuk mempersiapkan tempat tidur rumah sakit dengan cara yang berbeda untuk tujuan tertentu. Pada sebagian besar kondisi, tempat tidur dirapikan setelah klien mendapatkan perawatan tertentu dan jika tempat tidur tidak ditempati. Akan tetapi, setiap saat perawat perlu merapikan tempat tidur yang ditempati atau memepersiapkan tempat tidur untuk klien yang sedang menjalani pembedahan (tempat tidur anestesi, pascaoperasi, atau bedah). Terlepas dari tipe peralatan tempat tidur yang tersedia, apakan tempat tidur yang tersedia, apakah tempat tidur ditempati, atau tujuan tempat tidur disiapkan, pedoman tertentu berlaku untuk semua cara merapikan tempat tidur.
Jenis persiapan tempat tidur :
·        Unoccupied Bed (tempat tidur yang belum ada klien diatasnya):
Ø  Closed Bed (tempat tidur tertutup)
Ø  Open Bed (tempat tidur terbuka)
Ø  Aether Bed (tempat tidur pascaoperasi)
·        Occupied Bed (mengganti tempat tidur dengan klien di atasnya)
Prinsip perawatan tempat tidur :
·        Tempat tidur klien harus selalu bersih dan rapih.
·        Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu, jika kotor.
·        Penggunaan linan bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros.
Hal-Hal Yang Harus diPerhatikan dalam Perwatan Tempat Tidur :
·        Hindari kontaminasi pada linen bersih.
·        Ketika akan mengganti linen pada tmpat tidur klien, bawa linen sesuai kebutuhan, jangan membawa linen berlebihan untuk menghindari terjadinya kontaminasi kuman atau mikroorganisme dan infeksi nosokimial dari satu klien ke klien lain.
·        Pada saat memasang linen bersih, bentngkan linen di atas tempat tidur, jangan di kibaskan.
·        Jangan menempatkan linen kotor pada tempat tidur klien, meja atau peralatan klien lainnya.
·        Saat memasang linen atau alat tenun pada tempat tidur klien, gunakan cara yang efektif dan kerjakan pada satu sisi dulu setelah selesai baru pindah ke sisi lain.
·        Tempatkan linen atau alat tenun yang kotor pada tempat yang bertutup (ember yang ada tutupnya). Bawa dengan hati-hati jangan menyentuh pakaian perawat dan cuci tangan setelahnya.
·        Perawat harus tetap memperhatikan keadaan umum klien selama melaksanakan tindakan.

UNOCCUPIED BED
                             I.            Tempat Tidur Tertutup (Closed Bed)
·        Pengertian : Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan dan masih tertutup dengan sprei penutup (over laken) diatasnya.
·        Tujuan:
Ø  Agar siap pakai sewaktu-waktu
Ø  Agar tampak selalu rapih.
Ø  Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien.
·        Persiapan alat
Ø  Tempat tidur, kasur dan bantal.
Ø  Alat tenun disusun menurut pemakainnya.
Ø  Alas kasur
Ø  Laken/sprei besar
Ø  Perlak
Ø  Stik Laken/Sprei melintang
Ø  Boven Laken
Ø  Selimut dilipat terbalik(bagian dalam selimut dilipatan luar)
Ø  Sarung bantal
Ø  Over laken/sprei penutup
·        Prosedur Pelaksanaan
a.      Cuci tangan
b.      Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian didekat tempat tidur.
c.       Pasang alas kasur dan kasur.
d.      Pasang sprei besar/ laken dengan ketentuan berikut:
o   Garis tengah lipatan diletakkan tepat ditengah kasur.
o   Bentangkan sprei, masukkan sprei bagian kepala ke bawah kasur ±30cm; demikian juga pada bagian kaki, tarik setegang mungkin.
o   Pada ujung setiap sisi kasur bentuk sisi 90°, lalu masukkan seluruh tepi sprei kebawah kasur dengan rapi dan tegang.
e.      Letakkan perlak melintang pada kasur ±50cm dari bagian kepala.
f.        Letakkan stik laken diatas sprei melintang kemudian masukkan sisi-sisinya kebawah kasur bersama dengan perlak.
g.      Pasang boven pada kasur daerah bagia kaki, pada bagian atas yang terbalik masukkan kebawah kasur ±10cm kemudian ujung sisi bagian bawah (kaki) dibentuk 90° dan masukkan kebawah kasur. Tarik sisi atas sampai terbentang.
h.      Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang terbalik dimasukkan kebawah kasur ±10cm kemudian ujung sisi-sisinya dibentuk 90° dan masukkan kebawah kasur. Tarik sisi atas sampai terbentang.
i.        Lipat ujung atas boven sampai tampak garis atau pitanya.
j.        Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan diatas tempat tidur dengan Bagian yang terbuka dibagian bawah.
k.       Pasang sprei penutup (over laken).
l.        Cuci tangan.
Perhatian: Jika tindakan dikerjakan oleh dua perawat, masing-masing perawat berdiri dikanan dan kiri tempat tidur dan tindakan dikerjakan bersamaan.
II.             Tempat Tidur Terbuka (Open Bed)
·        Pengertian : Merupakn tempat tidur yang sudah disiapkan tanpa sprei penutup(Over Laken).
·        Tujuan : Dapat segera digunakan.
·        Dilakukan jika ada klien baru, pada tempat tidur klien yang dapat/ boleh turun dari tempat tidur.
·        Persiapan Alat
Ø  Tempat tidur, kasur, dan bantal
Ø  Alat tenun disusun menurut pemakaiannya.
Ø  Alas kasur
Ø  Laken/ sprei besar
Ø  Perlak
Ø  Stik Laken/ sprei melntang
Ø  Boven Laken
Ø  Selimut dilipat terbalik (bagian dalam selimut dilipatan luar)
Ø  Sarung bantal

·             Prosedur Pelaksanaan : Seperti menyiapkan tempat tidur tertutup, tetapi tidak dipasang over laken. Jika telah tersedia tempat tidur tertutup, angkat over laken kemudian lipat.

III.           Tempat Tidur Klien Pascaoperasi (Aether Bed)
·             Pengertian : Merupakan tempat tidur yang disiapkan untuk klien pascaoperasi yang mendapat narkose (obat bius)
·             Persiapan Alat
Ø  Tambahkan satu selimut tebal pada alat tenun untuk tempat tidur terbuka.
Ø  Dua buah buli-buli panas/ WWZ (Warm Water Zack), dengan suhu air 40°C-43°C.
Ø  Perlak dan handuk dalam satu gulungan dengan handuk dibagian dalam.
·      Prosedur Pelaksanaan
a.      Cuci tangan
b.      Pada tempat tidur terbuka, angkat bantal dan bentangkan gulungan perlak dan handuk pada bagian kepala.
c.       Pasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan tempat tidur.
d.      Letakkan buli-buli panas diantara sprei dan selimut pada bagian kaki, arahkan mulut buli-buli ke pinggir tempat tidur.
e.      angkat buli-buli panas sebelum klien di baringkan, setelah kembali dari kamar bedah.
f.        Lipat pinggir selimut tambahan bersama-sama selimut dari atas tempat tidur pada salah satu sisi tempat masuknya klien, sampai batas pinggir kasur, lalu lipat sampai sisi yang lain.
g.      Cuci tangan.
Perhatian:
-alat tenun harus selalu bersih
-buli-buli panas jangan sampai bocor (periksa dulu sebelum dipakai)dan tutupnya jangan sampai lepas/kurang kencang
-bul-buli panas dapat dipakai kembali jika diperlukan, dang anti airnya jika sudah dingin.


OCCUPIED BED

·             Pengertian : Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien tanpa memindahkan klien.
·             Tujuan :
Ø  Memberikan perasaan senang pada klien
Ø  Mencegah terjadinya dekubitus
Ø  Memelihra kabersihan dan kerapian
·        Dilakukan pada : tempat tidur klien yang tirah baring total (sakit keras atau tidak sadar / koma )
·        Prosedur : Sama dengan cara mengganti dan memasang alat tenun pada tempat tidur, tetapi dilakukan sebagian-sebagian dari tempat tidur tersebut.

·        Persiapan Alat
Ø  Alat tenun bersih disusun menurut pemakaiannya
Ø  Kursi atau bangku
Ø  Tempat kain kotor yang bertutup
Ø  Dua ember kecil berisi larutan desinfektan (lisol 1%) dan air bersih
·        Persiapan Klien : Klien diberitahu jika memungkinkan (klien sadar).
·        Prosedur Pelaksanaan :
a.      Cuci tangan.
b.      Bawa alat yang telah disiapkan ke dekat klien.
c.       Bersihkan rangka tempat tidur
d.      Letakan bantal dan selimut klien yang tidak perlu dikursi (jika keadaan klien memungkinkan/tidak mengganggu klien
e.      Miringkan klien ke satu sisi (jika perlu, ganjal dengan bantal/guling supaya tidak jatuh).
f.        Lepaskan alat tenun pada bagian yang kosong, dari bawah kasur lalu gulung satu per satu sampai dengan di bawah punggung klien.
g.      Gulung stik laken ke tengah tempat tidur sejauh mungkin.
h.      Bersihkan perlak dengan larutan desinfektan dan keringkan lalu gulung ke tempat tidur sejauh mungkin
i.        Gulung laken/sprei besar ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
j.        Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap lembab larutan desinfektan, lalu lap dengan lap kering.
k.       Bentangkan sprei besar bersih dan gulung setengah bagian, letakkan gulungannya di bawah punggung klien, ratakan setengah bagian lagi kemudian pasangkan di bawah kasur.
l.        Gulung perlak dan ratakan kembali
m.    Bentangkan stik laken bersih di atas perlak, gulung setengah bagian, dan letakkan di bawah punggung klien, ratakan setengah bagian lagi di atas perlak, lalu masukkan di bawah kasur bersama dengan perlak.
n.      Setelah selesai dan rapih pada satu bagian, miringkan klien ke arah berlawanan yang tadi telah dibersihkan (ganjal dengan bantal jika perlu agar klien tidak jatuh).
o.      Lepaskan alat tenun yang kotor dari bawah kasur.
p.      Angkat stik laken dan masukkan pada tempat kain kotor.
q.      Bersihkan perlk seperti tadi kemudian gulung ke tengah.
r.        Lepaskan laken kotor dan masukkan ke tempat kain kotor.
s.       Bersihkan alas tempat tidur dan kasur seprti tadi.
t.        Buka gulungan laken dari bawah punggung klien, tarik, dan ratakan setegang mungkin kemudian masukkan ke bawah kasur.
u.      Pasang perlak dan sprei seperti tadi.
v.       Lepaskan sarung bantal dan guling yang kotor ratakan isinya kemudian pasang sarung yang bersih.
w.     Susun bantal, lalu baringkan kembali klien dalam sikap yang nyaman.
x.       Ganti selimut kotor dengan yang bersih.
y.       Bereskan alat dan kembalikan ke tempatnya.
z.       Cuci tangan.



BAB 3
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Menyiapkan tempat tidur dengan tepat dan sesuai dengan prosedur yang ada merupakan bagian penting dari pekerjaan seorang perawat karena berhubungan dengan kebutuhan dasar pasien yaitu kebutuhan akan rasa aman dan nyaman.
Jenis Persiapan Tempat Tidur diantaranya
1.      Unoccupied Bed (tempat tidur yang belum ada klien diatasnya):
·         Closed Bed (tempat tidur tertutup)
·         Open Bed (tempat tidur terbuka)
·         Aether Bed (tempat tidur pascaoperasi)
2.      Occupied Bed (mengganti tempat tidur dengan klien di atasnya).
Prinsip Perawatan Tempat Tidur yakni:
1.      Tempat tidur klien harus selalu bersih dan rapih.
2.       Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu, jika kotor.
3.      Pengguaan linan bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros.

2.      Saran
Dalam menyiapkan tempat tidur, seorang perawat selain melakukan tindakan tersebut sesuai prosedur yang ada, perawat juga harus teliti. Perawat  tidak boleh mengesampingkan keselamatannya, meskipun tujuan tindakan ini yaitu untuk keselamatan pasien. Ada beberapa pencegahan yang sebaiknya di lakukan oleh perawat dalam ia menyiapkan tempat tidur, diantaranya :
  • Jangan mengibaskan laken
  • Hindarkan agar laken yang kotor dan seragam tidak bersentuhan
  • Lihat laken dari tepi luar sebelum melakukan tindakan.
Disarankan juga kepada mahasiswa keperawatan yang nantinya akan menjadi perawat untuk memperhatikan hal di atas agar setelah bergelut dalam bidang keperawatan tidak mengabaikan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan pasien tapi juga kepentingan dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar